Developer REAL ESTATE INDONESIA (REI) memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Provinsi Bengkulu
Selain dampak sosial lingkungan juga berdampak pada
penataan kawasan kota, kawan kota
menjadi kumuh akibat pembangunan liar yang tidak mendpatkan izin sebelum
membangun. Pembangunan liar yang tidak memperhatikan aspek lingkungan juga
aspek teknis bangunan membuat pemandangan dan ketentraman penghuni akan
terganggu sebagai contoh tata pembangunan yang tidak terkendali adalah tidak tertatanya bangunan yaitu rumah warga dan rumah bedeng ini fakta banyak rumah bedengan yang berdiri tanpa
memperhatikan sanitasi, meperhatikan
Garis Sepadan Pagar (GSP) dan garis sepadan bangunan (GSB) juga membuat kurang
bagusnya pemandangan bangunan. Rumah bedengan yang
berdiri itu dibangun dengan tanpa perencanaan matang juga tidak
memperhtikan dampak lingkungan serta yang membuat rumah bedengan tidak mengurus
perizinan sebelum membangun rumah bedengan. Dengan tidak memperhatikan sanitas
dampak lingkungan akan timbul di rumah bedengan tersebut yang akan menimbulkan permasalahan sosial seperti rentan terhadap
penyakit.
REI sebagai garda terdepan membangun rumah rakyat,
hadir sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan ketidak tertatanya bangunan, pembangunan rumah yang layak
huni juga membantu berkembangnya suatu
kawasan. REI Bengkulu memiliki 120
anggota jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun perlu diketahui pada
tahun 2013 jumlah developer REI sekitar 40 perusahaan pegembang perumahan,
dengan data itu kita dapat mengetahui minat masyarakat untuk menjadi developer
meningkat dan mereka juga turut berkontribusi bagi pembangunan.
Peran Developer REI Selain pembangunan juga
membentuk pola
kegiatan ekonomi baru di kawasan yang tadinya tidak ada aktivitas ekonomi , yang tadinya hutan
menjadi mempunyai nilai ekonomi baru. Untuk pembangunan kawasan baru masyarakat dapat menikmati hasil dari pola
ekonomi baru ini yaitu mereka dapat membuka usaha seperti Kios air mineral,
Kios Pulsa hingga minimarket.
Untuk pemerintahan peran REI sangat signifikan, Developer REI membantu pemerintah daerah dalam hal kota tanpa kumuh perumahan yang dibangun dipastikan
tertata dengan jalan yang sesuai Garis Sepadan dan dilengkapi
dengan sanitasi serta fasum dan disediakan 30% dari luas lahan perumahan.
Developer REI juga memberi kontribusi
terhadap PAD tetap pertahun berupa Pajak
Bumi Bangunan (PBB). Dan
sangat disayangkan PBB ini belum dioptimalkan oleh pemerintah
daerah dalam hal pemungutan pajaknya terbukti masih
ada komplek perumahan yang belum diterbitkan PBB nya perunit rumah. Ditahun
2018 ini saja Devloper membangun ± 4.000 unit. (Sumber : dari BTN Bengkulu dan REI
Bengkulu).
Selain
itu Rumah di perumahan adalah sumber pendapatan
asli daerah (PAD) yang berupa Pajak Bumi dan Bangunan , dan dapat digunakan untuk membangun saluran
drainase, normalisasi siring dan pembangunan jalan. Sumber
pendapatan asli daerah (PAD) itu belum optimal untuk menambah KAS Pendapatan
Daerah sebagai contoh ada beberapa beberapa perumahan yang
sudah selesai ditahun 2013 sampai sekarang PBB nya belum dipecah
berdasarkan kepemilikan kavling masing-masing penghuni perumahan , dengan begitu potensi pajak yang tidak
tertagih oleh PEMDA masih banyak yang mestinya dapat
diusakan utuk menambah PAD.
Selain
dari PBB, BPHTB juga menyumbang pendapatan yang besar untuk daerah sebagai
contoh dengan harga rumah subsidi yang banyak di bangun pengembang REI, harga
pada tahun 2018 Rp.130.000.000 maka perhitungan BPHTBnya
(Hargajual-60.000.000)x5% adalah Rp 3.500.000,- dengan
pencapaian 4000 unit di tahun 2018 dijumlahkan mecapai Rp.14.000.000.000 (Empat belas milyar).
Selain
dari BPHTB pajak yang dikenakan berupa Pajak Penghasilan (PPH) ke developer
juga menyumbang andil untuk negara sebagai
contoh untuk PPH 1% yang ditetapkan oleh PMK (Peraturan Menteri Keuangan)
No.113/PMK.03/2014 jika jumlah unit pada tahun 2018 sebanyak 4000unit dikalikan
1.300.000 mencapai Rp 5.200.000.000 (lima milyar dua ratus juta rupiah).
Investasi Developer
REI di Bengkulu yang jumlah anggota 120 anggota tahun 2018 (sumber :DPD REI Bengkulu) diprediksi mecapai Rp 420.000.000.000,- yang dievestasikan. ini
juga berdapak
pada retribusi IMB dengan rata-rata
retribusi Rp.300.000 per unit rumah pendapatan pemerintah
dari dari IMB mencapai Rp. 1.200.000.000 (Satu milyar dua ratus juta rupiah). Ke
depan juga diprediksi jumlah anggota REI 2019 akan mencapai 150 anggota dengan
jumlah investasi mencapai Rp.500.000.000.000 (Lima ratus milyar) per tahun.
Investasi developer REI juga mengurangi pengangguran
ribuan tenaga kerja. Banyangkan satu project developer
menyerap 50 sampai 100 tenaga kerja yang terserap maka jika ada 120 anggota REI
lebih kurang 6000 lapangan kerja yang tersedia dan disiapkan untuk masyarakat
Bengkulu.
Ada
beberapa sumber pendapatan dari bisnis perumahan baik menambah kas daerah
maupun Pajak Penghasilan (PPH) untuk kas negara. dengan adanya bisnis ini juga menumbuhkan
bisnis lain dan dampaknya multiflier
efect dalam mengegerakan sektor ekonomi daerah pada khususnya dan negara pada
umumya. Dengan demikian kontribusi
developer REI dalam pembagunan terkhusus
Bengkulu sangat banyak dan bermanfaat selain untuk sosial lingkungan dan ketertiban pembangunan, penataan kawasan juga
memberikan andil untuk pedapatan asli daerah Bengkulu. Diharpakan Developer REI
kedepan terus berarya dan bermanfaat untuk kontribusi besar bagi pembangunan Bengkulu.
Kontributor :
Penulis :
Taman, SE
Ketua DPD Real Estate Indonesia Bengkulu
CEO Lineska Group
Kontributor :
Masdi Hari Bowo
CEO HSSProperti; www.hssproperti.com
Komentar
Posting Komentar