KEBERMANFAATAN


KEBERMANFAATAN


Kemarin ada pertanyaan dari saudara kita yang sangat bagus sekali, dari mas Syahrin, Kalimantan.


Cuma masalahnya pekerjaan saya ini pak, tidak banyak memakai anak buah jadi saya masih mikir "BISNIS" apa yang banyak menyerap tenaga kerja?


"Tebar kebermanfaatan TIDAK mengharuskan kita memiliki karyawan (hubungan kerja sama karena asas tukar manfaat secara langsung) yg harus kita beri nafkah".


"Profit bukanlah tujuan utama, profit hanyalah sarana perusahaan untuk menjalankan cita-citanya". (Choirul Tanjung).


(Perhatikan artian "BISNIS" yang sebenarnya, suatu kegiatan atau aktifitas atau kesibukan yang bertujuan memberi keuntungan ke orang lain).


"Memberi nafkah ke orang lain, TANPA harus mengharapkan imbalan dari orang lain, justru jauh lebih sempurna". Ini justru titik nilai ikhlas yang tertinggi, karena memberi "TANPA BERPENGHARAPAN" sedikitpun dari orang yang kita bantu.


Standar ikhlas tertinggi yaitu "ketika tangan kanan berderma, sampai-sampai tangan kiri tidak melihatnya", tanpa embel-embel pamprih apapun.


Contoh, Nikita Mirzani memberi gaji beberapa guru ngaji yang cukup layak di sebuah sekolah non formal (pesantren), TANPA ada hubungan timbal balik guru itu ke dia sedikitpun. Itulah sebabnya pak Mardigu menyimpulkan, tidak harus menjadi pengusaha untuk menjadi kaya. 


"APAPAUN profesi Anda BAIK adanya".


Apakah Anda penerbang, TNI, IRT, office boy, tukang sapu jalan, dan lain sebagainya pun bisa jadi kaya. Karena semua orang BERHAK untuk menjadi kaya.


Sebelumnya saya pernah share inspirasi hanya seorang penyapu jalan, ibu Youzhen, jadi milyarder. Coba kita pikir bersama, berapa banyak orang yang menikmati jalan yang bersih dari "manfaat jalan yang bersih itu" yang dia bersihkan? Dia sampai rela (ikhlas) bangun jam 3 pagi sebelum subuh, dia mengerjakan "ikhtiar" (pilihan berupaya) yang menjadikan "SEBAB" rezekinya berdatangan secara ajaib yang tidak di sangka-sangka sebelumnya.


Ada milyaran cara kerja konversi energi dan berbagai bentuk cara kerja konversi energi. Mata rantai kehidupan tidak harus berlangsung singkat seperti halnya burung makan ulat, kalau burung mati di makan ulat. Kita semestinya tidak berpengharapan ke pengemis, yang harus segera memberikan balasan yang setimpal dari uang yang kita berikan, kan? Ada mata rantai yang panjang yang perlu kita sadari. Namun yang PASTI, apapun yang kita lepaskan akan KEMBALI ke dalam diri kita SETEPAT BUMERANG yang kita lepaskan! Pertukaran atau konversi energi bisa melalui mata rantai orang-orang, situasi, kondisi dan peristiwa tertentu, semesta akan selalu akan mendukung perwujudannya.


Jadi intisarinya adalah seberapa besar diri kita bisa membuat sesuatu KEBERMANFAATAN diri kita ke orang lain sebanyak mungkin. Contoh sederhana, Anda copas artikel Positip ini ke orang lain, inipun suatu jenis "kesibukan" ("BISNIS") Anda dalam menebar kebermanfaatan ke orang lain.


Kita bisa belajar atau kita bisa copas prilaku sukses dari pak Mardigu. Sebenarnya beliau sebelum memiliki usaha yang sangat besar, beliau di awal "USAHANYA" (atau IKHTIAR-nya) adalah berawal dari "Rumah Yatim Indonesia".


Rumus dasar kehidupan itu,

SEBAB --> AKIBAT.

(Istilah lainnya Tebar --> Tuai, Aksi --> Reaksi dan lain sebagainya).


Jadi, semua "Akibat" hasil akhir itu, berasal dari "Sebab" yang kita lakukan sebelumnya. Lihat arah anak panahnya. Arahnya ke kanan, dan arahnya ini TIDAK bisa kita balik.


Bukan kaya dulu baru sedekah,

Tetapi "sedekah dulu baru kaya". "Sedekah adalah sebab", untuk menjadi kaya.


Bukan di luaran harus baik dulu, baru kita berbuat baik,

Tetapi kita "berbuat baik dulu, baru di luaran sana akan baik kepada kita".

"Kebaikan di dalam diri adalah sebab".


Bukan sukses, kita baru bisa bahagia, tetapi "bahagia dulu baru kita akan sukses", ini kuncian besarnya, dalam membangun kehidupan yang menakjubkan.

"Bahagia adalah sebab dari kesuksesan".


"Banyak orang di budaya Barat sana berusaha keras untuk berhasil. Mereka menginginkan rumah yang besar, usahanya sukses, dan segala hal keinginan. Tetapi, penelitian kami menemukan bahwa memiliki segala hal itu TIDAK AKAN MENJAMIN apa-apa yang sungguh-sungguh kita inginkan, yaitu kebahagiaan.


Jadi, kita sering menerima pelajaran untuk mengejar segala hal dengan "MENGIRA" bahwa segala hal itu akan

mendatangkan kebahagiaan, tetapi ini justru amalan terbalik. Ini pengetahuan "yang palsu" atau tidak benar yang seharusnya segera kita tinggalkan.


Justru Anda perlu "TERLEBIH DAHULU" mencari kegembiraan di dalam diri, damai di dalam diri, visi di dalam diri, maka segala sesuatunya yang kita inginkan akan muncul dengan sendirinya satu persatu.


"Segala sesuatu yang Anda inginkan adalah pekerjaan dari dalam diri Anda, yaitu ANDA".


"DUNIA LUAR adalah DUNIA AKIBAT, dunia luar HANYALAH akibat dari pikiran dan perasaan di dalam diri ANDA".


"Tetapkan pikiran, perasaan dan vibrasi frekuensi kebahagiaan dari dalam diri Anda terlebih dahulu dengan baik dan benar"."Pancarkan perasaan kebahagiaan Anda itu, dan nanti semesta akan menangkap sinyal baik itu, dan kemudian Anda baru akan bisa mengalami surga dunia". (Marci Shimoff, pakar keuangan).


Jadi USAHA atau WIRAUSAHA atau IKHTIAR pilihan terbaik yang perlu Anda lakukan adalah pekerjaan di dalam diri Anda, BUKAN dari dunia luar diri ke dalam diri. Itulah "cara kerja" alam semesta dalam hukum Aksi --> Reaksi yang bekerja 24 jam non stop, yang sudah di berlakukan di planet bumi ini, sejak kita belum lahir!


Ikutilah aturan-aturan (hukum-hukum) semesta yang ada (konsep Taqwa).

Saya mendoa agar Anda yang menemukan artikel ini bisa memahami dan mengamalkannya, dan sesegera mungkin bisa menuai hasil dari apapun yang Anda inginkan, amin...

Artikel ini saya niatkan bagi golongan sedikit yang sedang belajar memahami rahasia besar kehidupan.


Salam golongan 1%...


#copasdarimassodiq
#hssconsulting
#humanselfskill

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERAPA LEVEL DALAM BERBISNIS ?

Menjadi Tuan atas Diri Sendiri

NLP Modeling