Untuk mendapatkan hasil berbeda, maka kita mengubah caranya

Bagaimana Penerapan Coaching untuk UMKM ?
Oleh Masdi Hari Bowo

Dengan kemajuan dunia usaha dan bisnis saat ini banyak kita jumpai seminar, workshop dan berbagai macam kegiatan keahlian maupun pengembangan diri.
Kembali ke  awal untuk masuk ke zona coaching kita memilliki istilah coach, coaching dan coachee.
Apa itu coach ?
Coach adalah orang yang menemani klien samapi goalnya tercapai dengan cara memfasilitasi klien dan memaksimalkan sumberdaya yang ada pada diri klien sendiri. Sehingga klien lah yang menentukan cara mencapai kesuksesan
Coaching adalah suatu proses berpartner dengan coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional mereka dengan menstimulasi dan mengekspolarsi pemikiran serta ide kreatif yang dimilikinya (kubik leadership)
Coachee  adalah orang yang mendapatkan fasilitas coaching dari seorang coach

Beda coaching dengan pengembangan SDM Lainnya
Training : seorang yang membutuhkannya ketika ada pengetahuan keterampilan tertentu yang belum dikuasasi
Motivasi : seorang membutuhkan ketika perlu digerakkan  motivasinya untuk melakukan sesuatu
Konseling : seroang membutuhkannya ketika memiliki masalah psikologis atau emosianl yang menghambat dalam berkarya
Metoring : seseroang membutuhkannya ketika ada tugas baru yang belum ia kuasasi. Umumnya oleh mentor dengan possisi lebih tinggi yng melakukan transfer pengetahuan dan pengalaman secara berkelanjutan
Coaching : seseorang membutuhkannya ketika ingin melejitkan potensinya untuk memperoleh performa diri yang istimewa. Ia didampingi oleh seroang coach dengan teknik bertanya yang memberdayakan dan fokus pada solusi yang membawa keberhasilan

Coaching yang dimaksud disini adalah proses pendampingan dengan coachee memaksimalkan sumber daya, tentu memaksimalkan sumber daya yang dimaksud adalah sumberdaya yang dimiliki oleh coacee sendiri.

Maka dengan itu kami menggagas dengan tema kelas BBC (Bengkulu Bisnis Coaching) dengan konsep saling coaching diantara peserta
Dalam hal coaching ini memperhatikan beberapa faktor dalam hal rekrutmen peserta melalui tahapan pendaftaran dan wawancara. Karna tidak semua peserta yang mendaftar dapat dicoaching ada beberapa ketentuan umum mengenai zona coaching

Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan

1. Unconcious Incomptence

Pikiran bawah sadar, belum tahu bahwa dia belum kompeten melakukan sesuatu.

Contoh. Seorang anak kecil merengek minta beliin sepeda. Karena Anda sayang, maka sebagai ortu Anda. Belikan. Pikiran bawah sadar di anak belum tau, kalau dia belum bisa naik sepeda.

Nah, pendekatan yang pas buat tahapan ini adalah dengan Drilling

Anda ajarkan dia dari a sampai z cara naik sepeda yang benar dengan searah

2. Concious Incomptence

Pikiran sadarnya sadar bahwa dia belum kompeten melakukan sesuatu.

Contoh : setelah dibelikan sepeda, si anak naik sepeda dan akhirnya jatuh..dia nangis. Di sanalah sadar kalau dia sebenarnya belum bisa naik sepeda.

Pendekatan yang tepat untuk orang ini adalah dengan Mentoring

Diajarkan, diarahkan dengan tanya jawab secara 2 arah

3. Concious Competence

Pikiran sadarnya sudah menyadari bahwa dia kompeten melakukan sesuatu

Contoh : setelah belajar naik sepeda, dia sadar dan dia bisa. Karena bawa level sadar, maka ketika dipanggil " Adikkkk...udah bisa naik sepeda ya " dia masih ga nengok dan agak gemetar. Hehehehe.

Orang di level ini butuh Coaching agar semakin cepat mencapai Goal Hidupnya

  
4. Unconcious Competence

Pikiran bawah sadar sudah menyadari bahwa dia kompeten melakukan sesuatu.

Contoh : karena sudah ahli dalam bersepeda, setiap dipanggil dedek udah nengok. Bahkan bisa bersepeda sambil WA an hehehhe😅😅

Kalau sudah level ini, pendekatan yang tepat adalah dengan delegasi

Zona dalam pemberdayaan diri
3 Zona dalam pemberdayaan diri

1.       Zona negatif
Orang yang punya hambatan baik psikis maupun fisik. Orang yang berada di zona ini perlu diterapi. Orang yang menerapi itu disebut terapis

2.       Zona Netral
Ketika orang di zona negatif sudah tidak memiliki hambatan, agar mencapai goal dalam hidupnya perlu diberikan training untuk menambah kompetensi dan skill. Orang yang memberikan training namanya trainer.

3.       Zona Positif
Ketika klien sudah punya skill dan knowledge, maka klien butuh pendampingan agar lebih cepat lagi mencapai goal hidup nya. Orang yang melakukan pendampingan disebut namanya coach.

Bagi yang tidak masuk zona positif untuk dicoaching maka akan masuk ke zona training atau pun mentoring ataupun jika dibutuhkan unuk diterapis, untuk mendapatkan evalusi secara berkesinambungan agar tercapai goal dengan cepat


Albert einsten pernah berkata “Kegilaan : Melakukan hal yang sama secara terus menerus dan mengharapkan hasil yang berbeda”
Pada pengembangan UMKM adalah melakukan hal yang sama suatu contoh penjual siomay ataupun sate kojek di sekolah. Sewaktu kembali berkunjung ke sekolah kami melihat keadaan berjualan yang tidak terlalu jauh berbeda ketika bersekolah dulu.
 banyak faktor penghambat agar bisa bertumbuh dan berkembangan. Ternyata permodalan bukan masalah inti dari pertumbuhan yang organik ada beberapa hal yang menjadi catatan pertama adalah masalah maindset, serperti contoh maindest bertahan untuk tidak mengembangkan usaha dikarenakan sewaku itu penghasilan dengan berjualan siomay di sekolah adalah cukup, namun perubahan pun datang banyak nya pesaing dan keadaan ekonomi sehingga menjadi ancaman untuk usaha UMKM yang tidak siap untuk berubah dan berinovasi. kedua adalah permasalahan pengelolaan usaha yang belum memilki melek finansial sebagai contoh usaha hari ini dengan untung Rp. 100.000 dihabiskan untuk konsumsi. Harusnya untuk melek finansial uang yang didapat dibagi 2 pertama untuk konsumsi dan yang kedua untuk ditabung sehingga diinvestasikan sebagai contoh penambahan modal yang akan meningkatkan nilai usaha.

Di sisi lainnya
UMKM dalam praktik baik produksi, pengemasan,marketing, managemen, keuangan belum memilki pengetahuan yang baik sehingga data mengenai pelanggan , data keuangan tidak memiliki data. Maka satu level di atas yaitu bagaimana bisa bertumbuh dengan pertumbuhan organik dan permodalan investor. Program pengembangan yang akan dilakukan adalah membuat ekosistem bisnis dari hulu ke hilir sebagai rangkaian dari pendidikan bisnis dan pengembangan diri hingga sampai kepada investor yang akan melirik bisnis bisnis yang bisa diinvestasikan.

Dengan kendala dihadapi SDM merupakan prioritas penting dalam meningkatkan mutu produk, manusia selaku insan usaha adalah modal inti pengembangan usaha. Metode Coaching dan Metode Training yang berkelanjutan yang mana cara baru agar mendapatkan hasil yang berbeda dari sebelumnya. Semoga dengan metode coaching yang sudah berjalan pada BBC menjadi role model untuk pengembangan SDM insan pelaku UMKM, terkhusus Bengkulu.

Oleh Masdi Hari Bowo, C.NNLP,C.HLC
COACHING DAN NLP PRAKTISI


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERAPA LEVEL DALAM BERBISNIS ?

Menjadi Tuan atas Diri Sendiri

NLP Modeling